My Poem

Tuesday, March 29, 2011

Kenangan Manis

:08.00

Ingatkah kau waktu itu

Dibawah cahaya redup lampu kelambu

Kita berdua lewati waktu bersama

Bersenda sambil membicarakan apa saja


Dibawah atap yang terbuat dari bambu

Ditemani suara kumbang yang bernyanyi merdu

Kau menari dengan kata-katamu yang banyak itu

Tapi telinga ini tak pernah lelah tuk mendengarmu


Lihatlah dibawah…,

Ada kolam dipenuhi ikan-ikan yang melenggok malu

Ada kunang-kunang yang menatap ragu

Ada dingin yang menghangatkan hatiku


Dan lihatlah hatiku

Ada cinta yang kau tak tau

Ada rasa yang terbelenggu

Ada takut dan rasa malu


Nah.., jus mangga kesukaanmu datang

Kau sambut dengan wajah riang

Manis sepertinya, semanis senyumnya

Dan aku, aku hanya bisa terpana menatapnya


Waktu itu…

Kita duduk berdua tanpa alas kaki

Diatas balong dengan ikan dan kecebong yang menari

Dan aku, aku tetap menyimpan isi hati


:21.55

Sudah jam 10 kurang 5

Waktu begitu tak terasa

Namun tak juga bisa ku ungkapkan rasa

Aku begitu terpana, tak ingin ku merusak suasana


:10.00

Waktunya ku mengantarmu pulang

Kuantar sampai di depan gang

Kulihat senyum mu masih melebar

Dan hatiku masih berdebar


Malam itu takkan pernah kulupa

Walaupun takkan ku ulang lagi itu semua

Karna sekarang kau telah temukan dia


Semuanya telah tergaris

Kan kusimpan ini semua sebagai kenangan manis

Semanis senyuman mu malam itu

:saung balong 180211


Write: Sarijadi. 280311

Penyair Kecil

Aku hanyalah penyair kecil

Merangkai kata dari puing-puing kerikil

Mengumpulkan rima dari sisa-sisa asa yang fana

Mencoba menggabungkannya menjadi sebuah makna


Aku hanyalah seorang musyafir

Mencari nada dari belantara jiwa

Terimbas suasana yang kadang suka, kadang duka

Tergilas roda, terombang ambing rasa


Kadang pula ku hanya asal bicara

Tanpa tau apakah ini sastra ataukah hanya kata biasa

Terjebak dalam aturan yang tak nyata

Tersesat daalam imajinasi yang tak ada


Ah.., aku tak tau lagi harus menulis apa

Stagnasi terjadi dalam diri

Merasuk kedalam pena yang membusuk

Menyumbat aliran karya yang hebat


….


Akhirnya aku kembali terdiam

Walaupun pikiran ini masih menggumam

Aku duduk diantara berjuta ide yang tak tertuang

Terkekang dalam logika yang melayang


Mungkin lebih baik aku pulang

Menunggu hujan inspirasi kembali datang

Berharap berjuta diksi terbawa bandang

Agar ku bisa teruskan kembali tulisanku yang tak kunjung memanjang



Sarijadi, 280311