My Poem

Saturday, July 05, 2008

Indian Banana Leaf VS Daun Pisang Khas Sunda


Kemarin, tepatnya bukan kemarin sich, tp y sebut saja kemarin lagh, saya mendapatkan pengalaman menarik waktu saya berlibur ke Singapore atas ajakan tante saya yang sudah tinggal lama disana bersama suaminya yang berkebangsaan singapore. Negara yang terkenal bersih itu memang mengesankan, bahkan untuk buang plastik kecil sembarangan saja saya malu, gedung-gedung tertata rapi, jalanan teratur, tidak ada yang melanggar trafik light, dan tak terdengar suara bising dan polusi seperti di jakarta.
Singkat cerita, waktu itu tante saya mengajak makan malam di sebuah restoran, saya masih ingat nama restoran itu “The Banana Leaf Apolo”, wow terlihat keren bukan?,yang kira-kira artinya "daun pisang Apolo", hhe...! tanpa pikir panjang ku iyakan saja ajakan itu, hanya satu yang tersimpan di dalam benak saya, makan enak!.
Sesampainya disana, memang benar, restoran tersebut terlihat keren, ekslusif, dan ramai sekali, dari luar terlihat jejeran kursi yang tertata apik yang kebanyakan telah diisi oleh costumer, hal itu makin meyakinkan saya terhadap restoran yang katanya terkenal sejak tahun 1974 itu. tanpa pikir panjang aku ikut saja lagipula perutku sudah tak sabar untuk ditimpal makanan enak.
Di dalam, kami disediakan meja yang telah di booking sebelumnya, dan ternyata disana telah menuggu pula beberapa sanak saudara dari keluarga Om saya, janjian rupanya. Nah saat yang dinanti telah dekat nich, tapi yang unik di restoran itu semua pelayannya berkulit hitam,“Ah orang India”, Lalu ada gambar salah satu dewa hindu dan kebanyakan costumer orang India,“Ah Masakan India”. memang di negara berlambang singa berkaki ikan ini orang india banyak ditemui, selain bangladesh, bangsa malay(malaysia), beberapa orang indonesia, dan orang-orang Cina kebanyakan. hanya sekedar itu saja fikiranku menebak nebak. Namun keunikan yang lain mulai terjadi bahkan berubah menjadi keanehan, yaitu cara penyajiannya, kita tidak di berikan piring atau alat makan layaknya restoran kebanyakan, suguhan pertama adalah sesobek daun pisang, “wow seperti nasi liwet”, tak asing buat ku memang, tapi kok???,aku sedikit keheranan tp ah tak ku hiraukan. lalu datang sesosok India berkulit hitam tinggi berseragam membawa dua buah wajan entahlah apa isinya lalu dengan ringannya menumpahkan isi dari kedua wajan itu di daun pisang kami semua, “Uh tentu cara yang aneh buat saya” saya pun mencibir kegelian, belum cukup sampai disitu, main cores berupa nasi putih campur sayuran datang dan ya ampun... pelayan India itu lagi-lagi menuangkan nasi itu dengan leluasanya, tak ada table manner atau apa lagh namanya, di tambah lagi view sajian yang menurut ku kurang enak dilihat. Agh... seketika selera makan ku hilang…, ditelan bau khas yang menyengat serta terlena dalam sajian khas India yang seperti nasi liwet di Bandung tapi dlm versi yang lebih jorok, maaf bukan saya tidak menghargai kebudayaan org lain, tapi ah memang begitulah keadaannya. tapi untuk menghormati yang punya hajat, ya aku makan saja walaupun rasa mual terus menerus menyerang lambung ku.
Dari situ saya jadi membandingkan masakan india tadi beserta penyajiannya, dengan masakan sunda kesukaan ku dan nenek moyangku, saya yakin jika orang2 India itu atau turis dari Negara manapun di bawa ke rumah makan khas sunda, dengan nasi timbel, atau nasi liwet nya, ehm... pastinya mereka akan terkesan, dan takkan ada satupun dari mereka yang berfikiran seperti saya terhadap restoran india itu, saya berani jamin itu, ditambah lagi keramah tamahan orang-orang sunda yang selalu mengagungkan tamunya, sungguh berbeda dengan yang baru saja saya lihat tadi. Saya jadi bangga akan kebudayaan saya, andai banyak orang yang se pemikiran dengan saya, pastinya kebudayaan kita akan lebih di hargai orang dan di hargai oleh bangsanya sendiri. :)

Bukan Puisi

Siapa bilang aku berpuisi…?

Aku hanya mencurahkan isi hati

Siapa bilang aku bersajak…?

Aku hanya terbangkan isi hatiku sejenak

Siapa bilang aku bersyair…?

Aku hanya biarkan rasa ini mengalir

Aku tak ingin dia mengaturku

Aku tak mau kamu menghalangiku

Putih, merah, jingga, ungu, kelabu semuanya terserah aku

Aku tak mau terbelenggu,

Aku tak mau terpasung dimensi yang membatasi imajinasiku…,

Ataupun terhalang oleh semua kekurangan ku….

Biarkan semua terbang bersama angin,

Tenggelam di tengah lautan, terselip di pepohonan,

Singgah di palung hati, dan meresap di inti bumi

Siapa bilang aku berpuisi…?

Aku…, Aku...,

Aku hanya ingin berkarya sebelum aku mati…




Friday, July 04, 2008

Terkurung Rindu


Ada cinta yang terkurung dalam petak penuh rindu
memaksa keluar namun pintu takdir terkunci
mencoba lupakan namun virus kenangan merajai
mencoba menahan namun bayangan penuhi memori

Dia hanya bisa beredar dalam petak penuh rindu
terbentur dinding jarak
terhalang langit2 keadaan...

dia tak membutuhkan kunci
untuk membuka pintu takdirnya
ataupun obat untuk penawar virusnya

dia tak membutuhkan apapun
yang dia butuhkan hanya kamu...,
hatimu dan cintamu.......


tak cukup hanya kata

Bersamamu ku menjadi buta
hingga ku tak bisa melihat apa di sekitarku,
semua hanya kau dan aku...

Bersamamu ku menjadi tuli
ku tak bisa mendengar orang berkata apa,
semuanya hanya kita berdua...

Bersamamu ku menjadi bisu
hingga ku tak sanggup lagi ungkapkan
betapa indahnya kita...

hingga semuanya tak cukup hanya dengan kata,
saat itu hanya tinggal kita berdua
dalam bisu, hanya senyuman, tatapan hangat,
dan sentuhan kemesraan...

Thursday, July 03, 2008

Cinta adalah Cinta


Cinta adalah cinta
bukan statistik, bukan pula angka-angka
cinta juga bukan dua roda
bukan pula isapan kata belaka

indahnya pelangi nirwana
takkan mampu tandingi indahnya cinta
karena cinta mempunyai pelanginya sendiri
yang terlukis di hati para pencinta

walau terkadang getirnya cinta
bisa membuat kita gila,
namun cinta adalah zat yang teramu
dalam sebuah proses panjang penciptaan manusia

sehingga cinta tetap menjadi cinta
dicintai para pencinta
dirindukan keberadaannya...

cinta seperti harta yang tak kasap mata...
berwujud maya namun nyata adanya

cinta adalah rasa
cinta adalah hati
cinta adalah makna

bahkan lebih dari itu semua
cinta adalah bahkan sesuatu yang tak bisa tergambar
dalam ranah tulisan keindahan sastra...

ah cinta selalu saja ada...

Gelap


Gelap..., kadang membuat orang terlelap...
Namun tak ayal membuat orang kalap...
Dalam gelap semua tak tersingkap,
Tak ada yang mengkilap.....,
tak ada yang terusap...,
yang ada hanya gelap,
hitam dan pengap...
menuggu terhisap oleh takdir yang terus mendekap

kata orang gelap melindungi kita
tapi tak ayal gelap malah mengancam kita
gelap seolah menjadi simbol akrab sang biadab
juga memberi warna tersendiri
bagi hati hati yang terjerembab...

Ah... gelap, tak berwarna, namun bermakna,
tak hina, namun merana,
akankah semua ini sirna....


Biolanita (The Girl With Violin)


Lantunan suaramu indah
mengalir lewat jemarimu yang menari…
kilau ekspresi wajahmu, buat damai di setiap lagu.

Sesekali kau pejamkan matamu
Rasakan syahdunya melody di tanganmu…

Sesekali kau kerlingkan matamu
Melirik nada yang manja diatas dawaimu…

Senyumu, parasmu, dan biolamu
Adalah komposisi sempurna di atas panggung pesona

Bagaikan syair dalam lagu
Bagaikan angin yang mendayu
Tak jemu mata ini melihat dirimu…

Hingga seketika kau menjauh,
Hilang tinggalkan jenuh…
Tanpa ku tau siapa namamu,,,

Yang ku ingat hanyalah kamu dan biolamu
Beserta sejuta pesonamu yang teramu..,,,

Kamu biolanitaku…,,,





dits